KANTOR KEPALA DESA GEDONGAN

Kantor Kepala Desa Gedongan terletak di jalan Gedongan, Colomadu,Karanganyar Kode Pos 57173.

Aula Kantor Kepala Desa

Bangunan Aula kantor Kepala Desa untuk Musyawarah para warga

LAUNCHING RPP OLEH GUBERNUR JATENG

Dalam rangka kerja sama antara Fakultas Pertaian UGM dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membangun pertanian di Jawa Tengah melalui program Rumah Pintar Petani (RPP), maka pada hari Minggu, 4 Mei 2014 dilaksanakan Launching RPP oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

GAPURA DEPAN MENUJU DESA GEDONGAN

Pintu masuk menuju ke kampung gedongan.

SUNGAI IRIGASI UTAMA PARA PETANI

Sungai Ini Irigasi utama untuk persawahan di Desa Gedongan.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Perlombaan Panjat Pinang


Perlombaan panjat pinang untuk memperingati kemerdekaan republik indonesia yang ke 70 . antusias warga begitu meriah . 

Jumat, 31 Juli 2015

Tugu PKK






Salah satu tugu yang berada di wilayah desa gedongan yang bertuliskan 10 Program Pokok PKK.

SD Negeri 1 Gedongan





SD Negeri 1 Gedongan, salah satu aset yang berada di wilayah desa gedongan kecamatan colomadu karanganyar yang bertujuan untuk memajukan anak bangsa.

Pengecetan Bangunan Kantor Kepala Desa






Pengecetan Bangunan Kantor Kepala Desa menjelang memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang memberikan suasana baru bagi warga Desa Gedongan Kecamatan Colomadu Karanganyar.

Sabtu, 27 Juni 2015

Penerangan jalan umum di Karanganyar bermasalah karena ada 20 unit yang rusak.

Sebanyak 32 lampu penerangan jalan umum (PJU) di dua ruas jalan utama di Karanganyar rusak dan perlu diganti menjelang Lebaran 2015. 
PJU bermasalah tersebut terdapat di ruas jalan Karangpandan-Tawangmangu dan Tawangmangu-Magetan. Menurut Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Karanganyar, Waluyo Dwi Basuki, sebanyak 12 lampu di jalan Karangpandan-Tawangmangu kondisinya mati.
“Tapi itu milik pemerintah provinsi. Kami sudah mengomunikasikannya agar lampu-lampu itu kembali bisa dimanfaatkan pada lebaran nanti,” kata dia saat ditemui wartawan di Kantor DKP, Jumat (26/6/2015).
PJU bertenaga surya milik pemerintah provinsi tersebut mestinya menerangi ruas jalan Karangpandan-Tawangmangu sekitar tiga kilometer. Keberadaan PJU sangat dibutuhkan, terlebih kondisi jalan yang cukup gelap saat malam hari.
Sedangkan 20 lampu lainnya berada di ruas jalan Tawangmangu-Magetan. “Lokasinya mulai dari Terminal Tawangmangu ke atas [ke arah Magetan]. Tapi sudah kami rancang untuk kami benahi sebelum Lebaran ini,” kata dia.
Sementar itu Kabid Pertamanan dan Penerangan Jalan DPU, Dwi Cahyono, mengatakan tak berfungsinya PJU di ruas jalan Tawangmangu-Magetan disebabkan usia lampu yang sudah tua.
“Setiap lampu itu kan ada masa pakainya. Kebetulan ada 20 lampu yang tidak berfungsi karena lampunya memang sudah mati dan ada pula beberapa foto sel yang rusak,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya.

Truk Bermuatan Sapi Sasak Median Jalan

Sebuah truk bermuatan sapi menyasak median jalan dan lampu penerangan jalan umum (LPJU) di Jl. Raya Solo-Sragen, tepatnya di Desa Mirorejan RT 002/RW 003, Kebakkramat, Karanganyar, Kamis (25/6/2015) pukul 09.30 WIB.
Kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi diduga karena sopir mengantuk. Tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Keterangan yang disampaikan salah satu aparat Polsek Kebakkramat, Galuh, saat ditemui solopos.com di lokasi kejadian, Kamis siang, truk berpelat nomor B 9982 JW berjalan dari arah utara (Sragen) di jalur sebelah timur.
Tiba-tiba ada pengendara motor menyeberang. Pengemudi truk berusaha menghindari motor dengan membanting setir ke kanan dan menyasak median jalan sepanjang lebih dari 10 meter dan selebar satu meter serta tiang LPJU.
Kapolsek Kebakkaramat AKP Lukman Tri Novianto sempat terjun langsung ke lokasi kejadian bersama sejumlah anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Karanganyar.
Lukman mengarahkan awak truk supaya mencari mobil derek. Lukman tetap meminta pertanggungjawaban sopir truk atas kerusakan median jalan dan LPJU.
“Indikasinya sopir mengantuk,” kata Lukman kepada solopos.com.

Kamis, 07 Mei 2015

64 Rumah Terdampak Bencana akan Direlokasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar mulai memverifikasi sejumlah rumah terdampak bencana alam yang dilaporkan akan mengikuti program relokasi tahap kedua. Sementara ini terdapat 64 rumah di tiga kecamatan yang diusulkan masuk daftar relokasi tahap dua. Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Nugroho, mengatakan 64 rumah tersebut tersebar di Menjing dan Lempong, Kecamatan Jenawi; Gempolan, Kecamatan Kerjo; dan Malangjiwan, Kecamatan Colomadu. “Di Menjing ada 51 rumah, di Lempong ada sembilan rumah, di Gempolan ada dua rumah dan di Malangjiwan ada dua rumah,” kata dia saat ditemui wartawan di Karanganyar belum lama ini. Menurut Nugroho, keluarga yang tinggal di rumah-rumah tersebut sebagian ada yang ingin melakukan relokasi mandiri, namun ada pula yang ingin direlokasi di kas desa setempat. Sedangkan warga Malangjiwan yang terdata, akan pindah ke luar daerah. “Katanya mau pindah ke Boyolali. Mereka pindah secara mandiri,” kata dia. Nugroho mengatakan jika data peserta relokasi tersebut sudah jelas, akan segera diusulkan ke pemerintah agar dianggarkan lagi. Sementara itu Kepala Desa Gempolan, Kerjo, Sukiman, mengatakan dua keluarga yang diusulkan masuk program relokasi tahap kedua merupakan warga Sidomulyo, Gempolan. “Rumah mereka berada satu lokasi dengan korban bencana yang saat ini sudah terdata pada relokasi tahap pertama. Tapi dulu mereka belum mau direlokasi. Ternyata beberapa pekan lalu terjadi musibah susulan yang merusak rumah mereka. Kemudian mereka mau direlokasi,” kata dia saat dihubungi solopos.com, Kamis (7/5/2015).

Pekan Raya Cembengan



           Pekan Raya Cembengan menjadi ciri khas kegiatan adat masyarakat Karanganyar. Ada serangkaian prosesi dalam Pekan Raya Cembengan ini. Sebagaimana Solopos.com himpun dari pelbagai sumber, Senin (27/4/2015), Pekan Raya Cembengan diawali dengan upacara adat Grebeg Giling. Grebeg Giling inilah yang biasa disebut sebagai upacara Cembengan oleh masyarakat. Penyelenggaraan Grebeg Giling ini bertempat di Pabrik Gula Tasikmadu. Puncak Pekan Raya Cembengan, disebut Giling Tebu yang dilaksanakan pada Jumat Pon. Dalam Giling Tebu ini, sepasang pengantin yang disebut sebagai ‘temanten dari tebu’ akan digiring ke tempat-tempat tertentu di kawasan Pabrik Gula Tasikmadu untuk menanam kepala kerbau. Pabrik Gula Tasikmadu ini menjadi tempat penting bagi masyarakat sekitar karena didirikan almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegoro IV pada 1870 dengan nama Pabrik Gula Sondokoro. Tahun ini, Pekan Raya Cembengan dilaksanakan pada Jumat Pon, 24 April-29 Mei 2015.

Senin, 06 April 2015

Tanah Longsor Timpa Rumah Warga


Tembok penahan talut sepanjang 20 meter yang berada di tengah permukiman warga RT 003/RW 004 Keprabon, Karangpandan jebol, Sabtu (15/11/2014). 
Diduga tembok penyangga tanah setinggi lima meter tersebut tidak mampu menahan tanah uruk yang tersiram air hujan. Longsoran tanah dan material talut itu pun menimpa bangunan garasi milik warga.
“Tepatnya, itu [robohnya tembok penyangga talut] kemarin Sabtu [15/11] pukul 17.25. Kebetulan waktu itu saya sedang berada di garasi, di samping truk. Suaranya sangat keras, tapi saya tidak tahu kalau tembok [talut] jebol,” ungkap warga Keprabon, Ari Joko Purnomo, saat ditemui di rumahnya, Minggu (16/11/2014). 
Setelah menoleh ke belakang, dia sudah mendapati beberapa batu dan tumpukan tanah di garasinya. Bahkan truk dan mobil pikapnya pun sebagian tertimpa tanah dan batu. 
Saat itulah dia menyadari bahwa talut yang berada di samping rumahnya jebol. Ari menceritakan talut tersebut memang sengaja dibangun dirinya. 
“Saya yang bangun, kalau menurut tukangnya talut tersebut kuat. Ternyata jebol,” tutur dia.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, tembok talut tersebut dibangun di antara bukit yang telah digali dan rumah milik Ari. Rongga antara tembok dan bukit tersebut lalu diisi tanah uruk. 
Warga Gotong Royong
Menurut Ari, lahan tersebut akan digunakan untuk membangun rumah. Namun sayangnya, bangunan tembok yang baru saja jadi satu setengah bulan yang lalu itu ambrol, sehingga tanah uruk pun ikut longsor. 
Pada Minggu siang pun, terlihat warga sekitar sedang melakukan gotong royong membersihkan reruntuhan tanah dan batu di rumah Ari.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. 
“Tapi longsoran tanah menimpa pikap dan truk milik warga,” ujar dia Minggu. 
Menurutnya, evakuasi bencana tersebut telah dilakukan Sabtu lalu dengan lancar dan aman.

Peringati Hari Lahir Karanganyar, Muspida Berziarah ke Makam Leluhur

Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Karanganyar menggelar acara ziarah ke beberapa makam di Bumi Intanpari, Jumat (14/11/2014). Rangkaian kegiatan tersebut dalam rangka memperingati HUT ke-97 Karanganyar yang jatuh pada 18 November nanti.
Berdasarkan pantauan solopos.com, kegiatan ziarah itu dipimpin langsung Bupati Karanganyar, Juliyatmono beserta Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo.
Turut hadir dalam rombongan ziarah sejumlah pejabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar dan unsur Muspida lainnya.
“Kegiatan ini diawali berziarah ke Makam Nyi Ageng Karang di Karanganyar Kota, Randu Songo Tasikmadu hingga terakhir ke Astana Giri Bangun Matesih,” kata Juliyatmono saat ditemui wartawan di Randu Songo Tasikmadu, Karanganyar, Jumat.

Razia Pelajar, Polsek Karanganyar Sisir Warnet


Polisi Sektor (Polsek) Karanganyar mengamankan satu pelajar dalam kegiatan razia pelajar di sejumlah warung internet (warnet) dan game online, Selasa (11/11/2014). Kegiatan itu dilakukan menyusul banyaknya laporan masyarakat terkait maraknya penggunaan warnet sebagai lokasi membolos.
Kepala Polsek (Kapolsek) Karanganyar, AKP Joko Waluyono, mengatakan berdasarkan razia yang telah dilakukan, Selasa, pihaknya mengamankan satu pelajar SMK. Siswa yang masih menggunakan seragam tersebut lalu dibawa ke kantor Polsek Karanganyar karena terbukti sedang bermain game di jam-jam sekolah.
“Bagi yang ketahuan bermain di jam-jam sekolah, kami bawa ke kantor [polsek], kemudian akan kami panggil orang tua dan guru yang bersangkutan. Harapannya agar nanti dapat dilakukan pengawasan bersama,” ungkap dia saat ditemui wartawan di salah satu warnet di pusat kota Karanganyar, Selasa.
Joko mengatakan razia dilakukan di warnet dan penyedia jasa game online yang ada di lingkungan Kecamatan Karanganyar. Terlebih yang buka pada jam-jam sekolah. 
“Jika di tempat tersebut kami temukan anak-anak sekolah, maka akan kami bawa,” lanjut dia.
Di lokasi lain, tepatnya di warnet yang berada di depan SMK Wikarya, petugas gabungan yang terdiri dari petugas Polsek Karanganyar, Koramil Karanganyar, dan Kecamatan Karanganyar, juga mendapati sejumlah siswi yang ada di dalam warnet pada jam-jam sekolah. 
Setelah dimintai keterangan oleh petugas, para siswi dari SMK Wikarya tersebut beralasan sedang mencari bahan materi untuk mengerjakan tugas sekolah. “Karena kami melihat mereka benar-benar sedang mengerjakan tugas sekolah, maka kami biarkan,” sambung Joko.
Kepala Polisi Resort (Polres) Karanganyar, AKBP Martireni Narmadiana, mengatakan razia dilakukan karena banyak laporan dari warga terkait disalahgunakannya lokasi warnet dan penyedia jasa game online untuk tempat membolos para pelajar. 
“Bermula dari aduan yang masuk, maka kami perintahkan agar digelar razia,” jelas dia saat dihubungiSolopos.com Selasa. 
Menurutnya kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan di Kecamatan Karanganyar. Razia juga dilakukan di 16 Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Karanganyar. “Razia ini digelar di semua daerah, tapi waktunya tidak serempak. Kami serahkan kepada masing-masing daerah,” terang dia.
Di sisi lain, penjaga warnet yang berada di sekitar SMK Wikarya, Tri Pamungkas, mengatakan di warnet tersebut jarang digunakan untuk membolos para pelajar. Kebanyakan para pelajar yang datang pada jam-jam sekolah adalah untuk mencari bahan materi tugas sekolahnya. 

27 Pemilik VIla di Tawangwanggu Ngemplang PBB

Sebanyak 27 pemilik vila di Tawangmangu terpaksa memperoleh peringatan keras dari petugas kecamatan setempat terkait tunggakan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sepanjang tahun 2014. Dalam 10 hari ke depan, petugas kecamatan juga akan melakukan validasi data pemilik vila di Tawangmangu guna memburu para pemilik vila yang tidak taat membayar PBB sejak tahun 2002. 
Camat Tawangmangu, Titik Umarni, mengatakan pihaknya sudah menggandeng seluruh kepala desa (Kades) untuk melakukan validasi data pemilik vila di lereng Gunung Lawu. Hal itu perlu dilakukan untuk mengetahui pemilik sah ratusan vila di Tawangmangu. 
“Total vila dan hotel yang ada di Tawangmangu mencapai 105 unit. Dari jumlah tersebut, masih ada 27 pemilik vila yang belum menyetorkan PBB. Besarnya PBB berkisar Rp2 juta-Rp20 juta. Ke depan, kami akan mencari pemilik vila itu sekaligus memberikan surat teguran kali kedua [sebelumnya, kecamatan sudah mengirim surat teguran ke pemilik vila di Tawangmangu],” katanya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (11/11/2014).
Berdasarkan data yang dihimpun pihak kecamatan, lanjut Titik Umarni, total piutang dari pemilik vila di Tawangmangu sejak 2002-2012 mencapai Rp5,5 miliar. Hal tersebut perlu segera disikapi agar tak berlanjut di masa mendatang.
Kendala yang sering dihadapi petugas di lapangan saat memungut PBB, yakni domisili wajib pajak tidak di Tawangmangu. Selain itu karena sering terjadi mutasi sertifikat akibat jual-beli para pemilik modal kelas kakap.
“Makanya per hari ini [kemarin], kami akan membuat terobosan baru dengan melakukan validasi data pemilik vila. Sosialisasi hari ini juga dihadiri Sekda Karanganyar, Samsi. Kalau dilihat dari total pendapatan PBB di Tawangmangu, rata-rata mestinya mencapai Rp1,2 miliar per tahun. Khusus tahun ini, kadar persen yang membayar pajak mencapai 80,53 persen [naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 77 persen],” katanya. 
Taat Pajak
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar, Sukirdi, memastikan seluruh anggotanya sebagian besar taat membayar pajak. 
“Para pemilik hotel dan pondok wisata di Karanganyar mencapai 170-an. Dari jumlah tersebut, 150 berada di Tawangmangu. Sebagian besar, mereka taat membayar pajak. Rata-rata mereka menjalin hubungan yang baik dengan ketua RT/RW atau pamong desa. Jadi, mereka malu kalau tak membayar pajak,” katanya. 

Gara-Gara Jalan Sempit, 10 Investor Kabur


Sepuluhan investor kelas kakap dipastikan gagal menanamkan investasi di Gondangrejo, Karanganyar dalam waktu dekat ini. Gara-garanya, para investor baru yang didominasi dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tersebut mengeluhkan sempitnya jalan di Gondangrejo. 
Camat Gondangrejo, Kurniadi Maulato, mengatakan pihaknya sebenarnya sudah menyiapkan enam desa sebagai kawasan industri. Masing-masing desa itu, di antaranya Tuban, Bulurejo, Selokaton, Wonorejo dan Karangturi. Hanya sejauh ini, belum ada investor baru yang bersedia masuk ke daerah tersebut.
“Dalam beberapa waktu terakhir ini, memang banyak pengusaha yang ingin berbisnis di Gondangrejo. Persoalannya setelah mereka datang ke lokasi, para pengusaha itu memilih mundur karena faktor infrastruktur. Enam desa yang kami siapkan sebagai kawasan industri ternyata memiliki jalan yang sempit. Makanya, mereka lari dari kami. Jumlahnya di atas 10-an. Rata-rata bergerak di bidang garmen dan plastik,” katanya saat ditemui wartawan di Gondangrejo, Rabu (29/10/2014).
Perda
Kurniadi Maulato menjelaskan penyediaan kawasan industri di daerahnya harus didasarkan pada peraturan daerah (Perda). Dari 13 desa yang ada di Gondangrejo, hanya enam desa yang diperbolehkan untuk kepentingan industri.
“Ada investor kelas kakap yang ingin masuk di Jatikuwung beberapa waktu lalu. Tapi, kami tak bisa memberikan lampu hijau karena daerah Jatikuwung bukan termasuk kawasan industri. Ini menjadi masalah tersendiri bagi kami yang ada di lapangan dalam rangka menarik investor dari kota-kota besar,” katanya.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengatakan daerah Gondangrejo menjadi salah satu daerah yang disiapkan untuk kawasan industri. Hal tersebut tak terlepas dari lokasi Gondangrejo yang berdekatan dengan Kota Solo.
“Memang, Gondangrejo akan kami proyeksikan menjadi kawasan berkembang [industri]. Pembangunan infrastuktur di sana akan ditingkatkan lagi ke depan. Selain Gondangrejo, hal yang sama kami lakukan di Colomadu,” katanya.

6 Kecamatan Rawan Kekeringan, BPBD Siapkan Dropping Air

Sebanyak enam kecamatan di Karanganyar memperoleh perhatian khusus dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat lantaran tergolong daerah yang miskin air selama musim kemarau. 
Kepala BPBD Karanganyar, Aji Pratama Heru Kristianto, mengatakan keenam kecamatan itu meliputi Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono, Mojogedang dan Ngargoyoso.
“Pantauan kami, masing-masing kecamatan itu masih bisa memenuhi kebutuhan air bersih sendiri [di antaranya melalui Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan air sumur]. Selama ini, belum ada permintaan droping dari masing-masing daerah. Kami sudah menyiapkan tujuh tangki guna mengangkut air sewaktu-waktu,” katanya saat ditemui wartawan di Stadion 45 Karanganyar, Selasa (7/10/2014).
Heru mengatakan prediksi musim kemarau di Karanganyar berlangsung hingga akhir Oktober.
“Selain daerah yang saya sebutkan tadi, ada juga daerah lain, seperti Gondangrejo yang dikenal sebagai daerah rawan kekeringan. Tapi, masyarakat di sana sudah memaksimalkan sumur pantek untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” katanya.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Karanganyar, Suroso, mengatakan meski berlangsung musim kemarau, warga di berbagai daerah di Bumi Intanpari belum ada yang mengajukan permintaan air bersih.
“Bagi PDAM sendiri, musim kemarau ini juga ada pengaruhnya. Debit air PDAM mengalami penurunan sekitar 30 persen [debit air normal 460 liter per detik]. Saya meminta kepada masyarakat untuk memahami kondisi ini,” katanya.

Tiga Jalur Antarkecematan Dilebarkan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar melebarkan jalan di tiga jalur antarkecamatan selama 2014. Proyek pelebaran jalan ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian warga. 
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar, Priharyanto, saat ditemui wartawan di Kebakkramat, Kamis (23/10/2014), menyebutkan jalan yang diperlebar itu meliputi jalur Tasikmadu-Kebakkramat, jalur Tasikmadu-Waru, dan jalur Beji (Karanganyar)-Pojok (Tasikmadu). Total dana yang dibutuhkan dalam proyek pelebaran tersebur kurang lebih Rp15,5 miliar. 
Priharyanto mengatakan pengerjaan proyek pelebaran jalan tersebut sudah berlangsung dalam waktu beberapa bulan terakhir. Diharapkan, pengerjaan proyek itu segera rampung sebelum Desember 2014.
“Pelebaran jalan ini istilahnya peningkatan kelas. Saat ini masih berlangsung. Pertimbangan melebarkan jalan tiga jalur itu karena termasuk jalur industri dan padat penduduk, sehingga memudahkan akses kendaraan bermotor. Dengan demikian, perekonomian warga diharapkan meningkat,” kata dia.
Selain mengerjakan pelebaran di tiga jalur pada 2014, lanjut Priharyanto, pihaknya juga merancang proyek serupa di Karanganyar bagian selatan (Jatiyoso-Jatipuro) dan timur (Karangpandan-Jenawi). 
Sedianya, gagasan melebarkan jalan di Karanganyar bagian selatan dan timur dilakukan bersamaan dengan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.
“Ini sesuai misi pak bupati yang menginginkan jalan di Karanganyar bagus semuanya. Pelebaran ini dilakukan secara bertahap. Kalau pelebaran jalan di Colomadu dan Gondangrejo saat ini sudah selesai.
Hal itu seperti Ngangkruk-Jeruk Sawit di Gondangrejo. Sedangkan di Colomadu, di antaranya jalur Colomadu-Banyuanyar,” kata dia.
Pada berbagai kesempatan, Bupati Karanganyar, Juliyatmono memprioritaskan perbaikan sarana dan prasarana jalan. Berbekal kualitas jalan yang bagus, tentunya dapat mendukung perekonomian
warga. 
“Pembangunan infrastruktur secara menyeluruh, termasuk jalan merupakan program unggulan yang harus diprioritaskan,” kata dia.

790 Ha Lahan Puso, Pemkab Bagikan Bibit Padi Gratis

Lahan padi seluas 790 hektare (ha) di Karanganyar puso lantaran kekeringan selama musim kemarau ini. Untuk membantu petani, Pemkab setempat akan membagikan bibit padi dan pupuk gratis. 
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut), Siti Maesyaroch, mengatakan bantuan tersebut hanya diberikan kepada petani yang memiliki lahan puso dan telah divalidasi oleh petugas di lapangan.
“Semua akan mendapat bantuan itu, dengan catatan sudah mendapatkan rekomendasi dari petugas POPT [Pengamat Organisme Pengganti Tumbuhan],” ujar dia saat ditemui wartawan di Karanganyar, Kamis (30/10/2014).
Menurut Siti, pemberian bantuan akan disesuaikan dengan luas lahan puso yang dimiliki petani yang bersangkutan.
“Kalau mengacu standar dari pemerintah pusat, setiap satu hektare lahan puso mendapat 25 kilogram bibit padi,” jelas dia.
Sebelumnya Petugas Operasional Pertanian Jatipuro, Eni Retnowati, sempat menyebutkan tahun ini terdapat 12 hektare sawah puso di wilayah kerjanya.

Dugaan Korupsi Proyek PDAM



Solopos.com, SOLO – Dugaan korupsi di proyek pompa electro motor submersible hydro vacuum dan poly alumunium chloride liquid jadi headline Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (30/10/2014).
Kabar lain, Mantan pimpinan cabang PD BKK Klaten Utara, Dwi Purwandari, masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) karena tidak diketahui keberadaannya sejak 2012 lalu.
Selain itu, Solopos juga melaporkan dampak putting beliung yang terjadi di Dukuh Bulakrejo, Desa Ngargosari, Sumberlawang, Sragen. Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edis Kamis, 30 Oktober 2014, berikut;
DUGAAN KORUPSI: DPRD: Tak Ada APBD untuk PDAM
Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto, menyatakan tidak ada alokasi anggaran APBD untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo pada 2013.
Pernyataan itu dilontarkan Honda menanggapi langkah Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Karanganyar yang melaporkan Direktur Utama PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo, ke Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kamis (23/10). Singgih dituding menyalahgunakan jabatan dan melakukan tindak pidana korupsi dalam kegiatan pengadaan pompa electro motor submersible hydro vacuum dan poly alumunium chloride liquid pada 2013.

Telah Dibuat Sistem Informasi Desa Gedongan

            
         Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini semakin pesat. Penyampaian informasi yang saat ini paling banyak menggunakan media internet. internet menjadi salah satu pilihan untuk menyampaikan informasi, karena media internet tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Internet adalah media online yang memberikan kemudahan kepada kita untuk mempublikasikan segala informasi yang ada. Dengan bermodalkan koneksi internet, maka segala informasi yang ada dapat disebarluaskan dengan mudah, tepat dan efisien.
            Desa Gedongan merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan colomadu dengan luas wilayah 179.2490 km dengan batasan wilayah dari sebelah utara sungai pepe, sebelah selatan desa tohudan,sebelah barat desa gawanan,sebelah timur desa klodran juga letak dari desa gedongan dalam kondisi geografis mencapai ketinggian tanah dari permukaan laut 176 m.
           Desa gedongan miliki jumlah penduduk yang cukup padat hingga mencapai 6409 orang dan karna kurangnya pengetahuan tentang sistem informasi pada Desa Gedongan menyebabkan penyebaran informasi menjadi lambat dan tidak merata. Penyebaran informasi yang ada sebelumnya masih menggunakan media offline diantaranya papan pengumuman, spanduk, surat edaran dan media serupa.
           Demikian warga masyarakat yang ingin mengakses informasi yang berkaitan dengan Desa Gedongan diharuskan datang ke kantor desa atau menunggu surat edaran. Bagi warga masyarakat sekitar tentu hal tersebut bukan menjadi masalah, akan tetapi warga masyarakat yang berada di luar Desa Gedongan membutuhkan waktu luang lebih untuk mengakses informasi dibandingkan dengan warga masyarakat yang berada di dalam Desa Gedongan.
           Untuk mendukung penyebaran informasi agar dapat dikases kapanpun dan dimanapun maka dibutuhkan media penyebaran informasi online yang akan menjawab permasalahan diatas. Media penyebaran informasi yang dimaksud adalah dengan membuat dan mengimplementasikan situs web blog untuk mengelola informasi untuk dipublikasikan secara online. Hasilnya adalah sebuah sistem informasi online yang diharapkan dapat membantu meningkatkan penyebaran informasi untuk dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Sistem informasi seperti itu masih sangat kurang efisien karena untuk menyampaikan informasi pengumuman memerlukan banyak tenaga dan waktu.
           Masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan tidak dapat memperoleh informasi kegiatan dari Kelurahan . Berdasarkan masalah diatas, penulis tertarik untuk memberikan solusi dari masalah yang ada dan mengambil judul “SISTEM INFORMASI DESA GEDONGAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR BERBASIS WEB.”